TIME

Kamis, 26 Juni 2014

Suku Bugis di Sulawesi Selatan


SUKU BUGIS DAN ADAT ISTIADAT

Suku Bugis adalah salah satu suku yang berdomisili di Sulawesi Selatan. Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Secara sejarah asal usul orang bugis masih satu rumpun dengan orang Makassar dan orang mandar. Banyak terdapat kemiripan dari segi adat istiadat, budaya dan bahasa antara ketiga suku bangsa ini..
 Ciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga bisa dikategorikan sebagai orang Bugis. Diperkirakan populasi orang Bugis mencapai angka enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Orang Bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara seperti di Malaysia, India, dan Australia.

SOSIAL BUDAYA

Suku Bugis hidup dari berburu, menangkap ikan, bertani, beternak dan kerajinan. Mereka yang tinggal dipegunungan hidup dari bercocok tanam, sedang yang dipesisir hidup sebagai nelayan. Mereka dikenal sebagai pedagang barang kelontong; juga terkenal sebagai pelaut yang sering merantau & menyebar ke seluruh Indonesia. Di daerah rantau mereka membuat komunitas sendiri dan kuat. Untuk transportasi digunakan kuda, sapi (di darat), rakit atau sampan (di sungai), lambok, benggok, pinisi & sandek (di laut). Pakaian tradisional mereka bernama Wajo Ponco, yang diperkirakan muncul dari pengaruh Melayu. Sekarang baju ini hanyak untuk upacara-upacara, tarian dan penjemputan secara adat. Bahasa mereka adalah bahasa Ugi yang terbagi dalam beberapa dialek, seperti Luwu, Wajo, Bira, Selayar, Palaka, Sindenneng dan Sawito. Makanan utama mereka yaitu beras dan jagung. Mereka memiliki minuman khas seperti tuak, sarabba dan air tape.

Suku Bugis sangat percaya kepada hari baik yang jatuh pada hari Rabu pertama dan hari Kamis terakhir pada tiap bulan. Sedangkan hari yang dianggap tidak baik adalah hari Sabtu. Dalam trdisi suku Bugis terdapat status sosial yang berdasarkan keturunan, seperti keturunan Raja, Orang-orang mulia (keluarga dari La Patau), Aru Lili (penguasa distrik) dan Hamba sahaya. Pandangan hidup atau nilai budaya yang dianggap sangat tinggi dan berharga sebagai tingkah laku dalam kehidupan suku bangsa Bugis & Makassar disebut siri/siri-pesse (kehormatan dan harga diri). Orang Bugis harus menjaga, mempertahankan, dan menegakkan siri. Mereka akan berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan siri itu. Bila seseorang melanggar kehormatan orang lain, ia akan menaggung akibat serius. Siri-pesse ini juga telah menyatu dengan ajran Islam dan budaya masyarakat Bugis, bahkan Islam memperkuat posisi siri tadi. Terkaitnya siri dengan Islam memberi identitas diri pada orang Bugis.

KESENIAN

Suku bugis memiliki kesenian seperti alat music, contoh alat music yang ada dalam suku bugis adalah kecapi, sinrili, gendang, suling. Alat-alat music tersebut adalah beberapa alat musik yang biasa dimainkan oleh suku bugis.
Suku  bugis juga memiliki kesenian berupa seni tari, berikut ini beberapa contoh seni tari yang dimiliki oleh suku bugis yaitu, Tari pelangi, Tari Paduppa Basora, Tari pattennung, Tari Pajoge dan Tari Anak masari. Seni tari tersebut biasa di pakai pada saat acara-acara tertentu yang bersifat sakral.

MATA PENCAHARIAN
           
Karena pemukiman masyarakat suku bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, kebanyakan masyarakat bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati suku bugis adalah pedagang selain itu masyarakat bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar