SUKU BUGIS DAN ADAT ISTIADAT
Suku Bugis
adalah salah satu suku yang berdomisili di Sulawesi Selatan. Bugis adalah
suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero.
Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya
Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi,
yang berarti orang Bugis. Secara sejarah asal usul orang bugis masih satu
rumpun dengan orang Makassar dan orang mandar. Banyak terdapat kemiripan dari
segi adat istiadat, budaya dan bahasa antara ketiga suku bangsa ini..
Ciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa
dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke
Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan
Gowa dan telah terakulturasi, juga bisa dikategorikan sebagai orang Bugis.
Diperkirakan populasi orang Bugis mencapai angka enam juta jiwa. Kini
orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan
Selatan. Orang Bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara seperti di
Malaysia, India, dan Australia.
SOSIAL BUDAYA
Suku Bugis
hidup dari berburu, menangkap ikan, bertani, beternak dan kerajinan. Mereka
yang tinggal dipegunungan hidup dari bercocok tanam, sedang yang dipesisir
hidup sebagai nelayan. Mereka dikenal sebagai pedagang barang kelontong; juga
terkenal sebagai pelaut yang sering merantau & menyebar ke seluruh
Indonesia. Di daerah rantau mereka membuat komunitas sendiri dan kuat. Untuk transportasi
digunakan kuda, sapi (di darat), rakit atau sampan (di sungai), lambok,
benggok, pinisi & sandek (di laut). Pakaian tradisional mereka bernama Wajo
Ponco, yang diperkirakan muncul dari pengaruh Melayu. Sekarang baju ini hanyak
untuk upacara-upacara, tarian dan penjemputan secara adat. Bahasa mereka adalah
bahasa Ugi yang terbagi dalam beberapa dialek, seperti Luwu, Wajo, Bira,
Selayar, Palaka, Sindenneng dan Sawito. Makanan utama mereka yaitu beras dan
jagung. Mereka memiliki minuman khas seperti tuak, sarabba dan air tape.
Suku Bugis
sangat percaya kepada hari baik yang jatuh pada hari Rabu pertama dan hari
Kamis terakhir pada tiap bulan. Sedangkan hari yang dianggap tidak baik adalah
hari Sabtu. Dalam trdisi suku Bugis terdapat status sosial yang berdasarkan
keturunan, seperti keturunan Raja, Orang-orang mulia (keluarga dari La Patau),
Aru Lili (penguasa distrik) dan Hamba sahaya. Pandangan hidup atau nilai budaya
yang dianggap sangat tinggi dan berharga sebagai tingkah laku dalam kehidupan
suku bangsa Bugis & Makassar disebut siri/siri-pesse (kehormatan dan harga
diri). Orang Bugis harus menjaga, mempertahankan, dan menegakkan siri. Mereka
akan berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan siri itu. Bila seseorang
melanggar kehormatan orang lain, ia akan menaggung akibat serius. Siri-pesse
ini juga telah menyatu dengan ajran Islam dan budaya masyarakat Bugis, bahkan
Islam memperkuat posisi siri tadi. Terkaitnya siri dengan Islam memberi
identitas diri pada orang Bugis.
KESENIAN
Suku bugis memiliki
kesenian seperti alat music, contoh alat music yang ada dalam suku bugis adalah
kecapi, sinrili, gendang, suling. Alat-alat music tersebut adalah beberapa alat
musik yang biasa dimainkan oleh suku bugis.
Suku bugis juga memiliki kesenian berupa seni
tari, berikut ini beberapa contoh seni tari yang dimiliki oleh suku bugis
yaitu, Tari pelangi, Tari Paduppa Basora, Tari pattennung, Tari Pajoge dan Tari
Anak masari. Seni tari tersebut biasa di pakai pada saat acara-acara tertentu
yang bersifat sakral.
MATA PENCAHARIAN
Karena pemukiman
masyarakat suku bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir,
kebanyakan masyarakat bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian
lain yang diminati suku bugis adalah pedagang selain itu masyarakat bugis juga
mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar